A. Pengertian
Pidato
Menurut
Bena Putra Wijaya dalam bukunya yang berjudul Buku Sakti Mahir Pidato, pidato atau public speaking adalah ucapan yang tersusun dengan baik dan
ditujukan kepada orang banyak.
Pidato
atau yang kita kenal sebagai public
speaking adalah sebuah penyampaian , ajakan, maupun penyebarluasan mengenai
sesuatu kepada banyak orang dan dihadapan umum baik yang tercantum dalam naskah
maupun tidak, yang tersusun secara sistematis. Kemahiran dalam berpidato biasa
disebut retorika atau oratori, sedangkan orang yang berpidato disebut retor
atau orator.
Unsur-unsur
dalam pidato menurut Bena Putra Wijaya (2015, hlm.10-11) adalah sebagai berikut
:
1. Pembicara
atau Orator
Orator berperan sebagai
pemberi atau pengirim pesan atau orang-orang yang ingin melakukan komunikasi
publik. Dalam pidato, soal pengirim ini terkait erat dengan sosok, penampilan,
karakter, maupun sikap yang nantinya perlu dilakukan ketika orang tersebut
berbicara kepada orang lain sebagai pendengar.
2. Pesan
Pesan merupakan isi dari
suatu pesan atau sesuatu yang ingin diinformasikan atau disampaikan kepada
orang lain. Hal yang ingin disampaikan ini terkait dengan materi atau substansi
pembicaraan yang disampaikan kepada khalayak ramai (publik).
3. Media
Media merupakan sarana
untuk menyampaikan pesan yang biasanya dapat dilakukan melalui radio, televisi,
maupun tatap muka biasa dalam sebuah acara atau pertemuan.
4. Penerima
Pesan
Penerima pesan atau receiver adalah khalayak yang dituju,
termasuk latar belakang, umur, atau status sosialnya.
5. Umpan
Balik
Pemahaman khalayak
setelah diberikan pesan atau harapan-harapan mereka ketika mengikuti pidato dan
respon mereka terhadap acara yang dilangsungkan.
Kelima unsur tersebut saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Hilangnya salah satu unsur tersebut akan
mengakibatkan ketimpangan dalam berpidato.
Tujuan pidato :
1. menyampaikan
suatu informasi;
2. mengajak
agar publik setuju dan mendukung apa yang disampaikan oleh orator , baik itu
untuk kepentingannya pribadi maupun kepentingan publik;
3. memberikan
hiburan kepada pendengar.
B.
Jenis-Jenis
Pidato
Jenis
pidato menurut Ristina Yani Puspita (2015, hlm.11-13) :
1. Jenis
Pidato Berdasarkan Sifat
a. Pidato
pembukaan
Pidato pembukaan
dilakukan untuk mengawali suatu acara. Pidato ini menandakan bahwa acara akan
segera dimulai. Pidato pembukaan biasanya disampaikan oleh pembawa acara, dan berisi
susunan acara.
b. Pidato
pengarahan
Pidato ini berisi
pengarahan tentang suatu hal. Kita seringkali mendengar pidato ini dalam suatu
acara atau rapat warga, dimana yang memberikan pengarahan adalah ketua Rt atau
RW. Sebagai contoh pengarahan tentang proses pengajuan E-KTP.
c. Pidato
sambutan
Pidato sambutan
biasanya dibawakan secara berurutan. Sebagai contoh pidato sambutan yang
dibawakan dimulai dari ketua panitia kemudian ketua RT, dan disusul oleh ketua
RW dst.
d. Pidato
peresmian
Biasanya dibawakan oleh
orang dengan kedudukan yang penting atau berpengaruh dalam acara tersebut. Bisa
juga dibawakan oleh pejabat negara. Pidato ini bertujuan untuk meresmikan suatu
proyek atau gedung baru. Biasanya berisi ucapan selamat atas keberhasilan dan
menandakan bahwa apa yang telah dibangun sudah bisa dibuka atau dijalankan.
e. Pidato
laporan
Pidato ini berisi
laporan kegiatan atau usaha yang dijalankan yang bermaksud untuk melaporkan
suatu kejadian.
f. Pidato
pertanggungjawaban
Pidato ini berisi
tentang laporan pertanggungjawaban atas hasil kerja yang telah dilakukan.
Biasanya terjadi dalam suasana rapat, namun bisa juga tidak. Seperti pidato
pertanggungjawaban presiden kepada rakyatnya atas hasil kerjanya selama dia
menjabat.
2. Jenis
Pidato Berdasarkan Situasi, Tempat , dan Tujuan :
a. Pidato
politik
Pidato ini berisi
orasi-orasi yang disampaikan oleh para tokoh politik. Dalam suasana kampanye,
pastilah kita sering menjumpai para tokoh politik memaparkan pidatonya. Isi
dari pidato ini berupa ide, visi, misi yang akan dijalankan atau bahkan telah
dijalankan. Jenis pidato ini mengandung unsur politik karena bertujuan untuk
menarik massa agar memberikan dukungan kepadanya. Pidato ini biasanya dilakukan
di tempat yang luas dan dihadiri oleh orang banyak.
b. Pidato
dalam kesempatan khusus
Pidato seperti ini biasanya
terdapat dalam acara informal, seperti rapat-rapat warga, rapat keluarga, dsb.
Tatanan bahasa yang digunakan dalam pidato ini lebih bersifat kekeluargaan.
Pidato yang termasuk jenis ini adalah pidato pembukaan, pidato selamat datang,
pidato penutup, dsb. Durasi yang diperlukan untuk berpidato relatif singkat,
yaitu sekitar 5 menit.
c. Pidato
dalam kesempatan resmi
Jenis pidato ini
terdapat dalam acara formal dan tatanan bahasa yang digunakan haruslah menuntut
tatanan bahasa yang baik dan benar. Karena dalam acara resmi seperti ini
dihadiri oleh tokoh masyarakat yang mempunyai kedudukan sosial yang tinggi.
Contohnya adalah pidato pernikahan dan pidato pelantikan.
d. Pidato
dalam pertemuan informatif
Pidato ini bertujuan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat dalam suatu acara tertentu. Seseorang
yang berpidato dalam acara ini adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
Pidato ini lebih ke arah rasional, dan penceramah dituntut kebenarannya
terhadap pengetahuan yang disampaikannya. Pidato seperti ini dapat kita temukan
dalam acara kegiatan belajar mengajar atau perkuliahan, dimana seorang dosen
menyampaikan materi kuliahnya kepada mahasiswa
C.
Teknik
Berpidato
1. impromptu,
metode berpidato serta merta tanpa persiapan sama sekali;
2. memoriter,
metode berpidato dengan menghafalkan naskah terlebih dahulu;
3. naskah,
metode berpidato dengan membacakan teks/naskah pidato;
4. ekstemporer,
metode berpidato dengan menyiapkan terlebih dahulu garis-garis besar materi atau konsep pidato
yang akan disampaikan.
Kelebihan
dan kekurangan tiap metode telah kami rangkum dalam tabel berikut ini:
No.
|
Metode
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1.
|
Impromptu
|
Suasana akan lebih hidup apabila
pembicara sudah berpengalaman dan berimprovisasi
|
Resiko terlalu besar karena tidak ada
persiapan sebelumnya
|
2.
|
Memoriter
|
Pembicara dapat menguasai bahan dan
berkomunikasi dengan baik kepada publik, dapat melakukan kontak mata dengan
publik
|
Pembicara dapat saja lupa akan bahan
berpidato dan menimbulkan kepanikan
|
3.
|
Naskah
|
Semua bahan tidak ada yang telupakan
dan sudah disiapkan dengan matang
|
Pembicara kurang dapat berkomunikasi
dengan publik dan melakukan kontak mata, dan akan terlihat kaku jika terlalu
focus pada naskah
|
4.
|
Ekstemporer
|
Pembicara dapat menguasai bahan,
berkomunikasi dengan baik kepada publik, dan suasana akan terlihat lebih
hidup
|
Pembicara yang kurang cakap bisa saja
grogi, ada kemungkinan dimana bahan sudah habis tapi waktu masih ada, atau
sebaliknya
|